Minggu, 25 Maret 2012

Penalaran ..

Postingan kali ini tentang apa ya ??
Baiklah ..
Mengulas tentang suatu penalaran \(^_^)/

Langsung saja ya ..



Penalaran (reasoning)


Merupakan bentuk tertinggi dari pemikiran, dan sebab itu lebih rumit dibanding pengertian dan proposisi

Jika dikaji lebih detail, tentu banyak pengertian tentang "penalaran", tak sedikit orang yang menalarkan suatu pemikirannya guna mendapatkan hasil dari sesuatu yang dicari dalam menghadapi situasi.

Secara sederhana, penalaran dapat di definisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi - proposisi yang mendahuluinya. Berikut adalah contohnya :

Logam 1 dipanasi dan memuai
Logam 2 dipanasi dan memuai
Logam 3 dipanasi dan memuai
Logam 4 dipanasi dan memuai
Logam 5 dipanasi dan memuai

Begitu dan seterusnya, maka : "semua logam yang dipanasi memuai"


Penalaran deduktif dan induktif

Biasanya dibedakan dua macam penalaran, yakni penalaran deduktif dan penalaran induktif. Pada penalaran deduktif, konklusi lebih sempit dari premis. Pada penalaran induktif, konklusi lebih luas dari premis.
Contoh penalaran deduktif :

Semua manusia akan mati (premis mayor)
Bambang adalah manusia (premis minor)
Maka : Bambang akan mati (konklusi)

Contoh penalaran Induktif :

Logam 1 memuai kalau dipanaskan (premis mayor)
Logam 2 memuai kalau dipanaskan (premis minor)
Maka : Semua logam memuai kalau dipanaskan (konklusi)


Penalaran (reasoning) merupakan bentuk pemikiran yang peling rumit. Bentuk pemikiran lainnya ialah pengertian (konsep), dan pernyataan (proposisi). Kemampuan untuk penalaran sahih dapat ditingkatkan dengan mempelajari hukum - hukum logika. Hal ini penting guna menghindarkan diri dari kemungkinan melakukan kesesatan - kesesatan penalaran ..


(^_~)b (^_~)b (^_~)b (^_~)b (^_~)b (^_~)b (^_~)b (^_~)b (^_~)b (^_~)b (^_~)b (^_~)b (^_~)b ..

sip sip sip




Referensi :

Senin, 19 Maret 2012

Konvensi Naskah .. ?!!

Sebelum mulai membahas, disini perlu kita ketahui tentang pembuatan naskah yang baik ..
apa maksudnya ?

Sebuah naskah yang baik, tergantung dari kerangka karangan dan perincian yang telah dibuat sebelumnya. Nantinya perincian dari kerangka karangan tersebut menghasilkan banyak bab dan sub bab, setelah itu akan menghasilkan pokok - pokok pikiran atau gagasan utama dalam alinea atau paragraf. Selain itu tentu harus memperhatikan struktur kalimat agar terlihat teratur, menarik serta jelas pastinya ..

Jika di ajukan pertanyaan :
"Adakah hal yang terpenting dari semua yang telah disebutkan diatas ??"

Jika di uraikan, tentu ada .. Jawabannya ialah persyaratan formal ; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Tentunya meliputi bagian - bagian pelengkap dan kebiasaan - kebiasaan yang harus (istilah lainnya : kudu, mesti, wajib, dll) diikuti dalam dunia penulisan.
Lalu apa itu KONVENSI NASKAH ?? yakni semua persyaratan secara umum, maka disebutlah demikian. Yang mana merupakan penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan (aturan yang lazim), serta sudah disepakati. [1]


Tidak itu saja, dibedakan pula karya yang dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. [2] .. Suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi dinamakan formal. Bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi, ini yang dinamakan semi-formal. Bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat - syarat formalnya, maka inilah yang dinamakan non-formal ..

dapat dibedakan bukan ??
 


Lanjut pada kebiasaan - kebiasaan dan bagian - bagian pelengkapnya nih, silakan di check : 

Kebiasaan - kebiasaan yang ada pada sebuah naskah atau SYARAT FORMAL PENULISAN SEBUAH NASKAH :

Penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis, disebut "Pengorganisasian Karangan". Dan pengorganisasian karangan inilah yang diperlukan dalam menyusun sebuah karangan. Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu : Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.

Dan ini dia yang ditunggu .. !! Dibawah ini adalah unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan :

A.   Bagian Pelengkap Pendahuluan
a.   Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b.   Halaman Judul
c.   Halaman Persembahan (kalau ada)
d.   Halaman Pengesahan (kalau ada)
e.   Kata Pengantar
f.   Daftar Isi
g.   Daftar Gambar (kalau ada)
h.   Daftar Tabel (kalau ada)

B.    Bagian Isi Karangan
a.   Pendahuluan
b.   Tubuh Karangan
c.   Kesimpulan

C.    Bagian Pelengkap Penutup
a.   Daftar Pustaka (Bibliografi)
b.   Lampiran (Apendix)
c.   Indeks
d.   Riwayat Hidup Penulis

 Baiklah, akan dijabarkan satu per satu bagian dari unsur tersebut diatas ..


A.   Bagian Pelengkap Pendahuluan

Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.

a.  Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul

Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai. 
Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan.
  
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:

  •          Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
  •          Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
  •                   Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
  •              Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
  •         Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).

 Ada juga nih .. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul :
  •  Judul diketik dengan huruf  kapital, misalnya :
        SIMULASI WASTAFEL OTOMATIS PENGENDALI KERAN AIR MENGGUNAKAN LASER DAN LDR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

  •  Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya :

Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Komputer pada
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

  • Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya :
FEDERICO ANGELO
20103527
  • Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
  • Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2002

Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal :
* Komposisi tidak menarik.
* Tidak estetik.
* Hiasan gambar tidak relevan.
* Variasi huruf jenis huruf.
* Kata “ditulis (disusun) oleh.”
* Kata “NIM/NRP.”
* Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
* Kata-kata yang berisi slogan.
* Ungkapan emosional.
* Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
    
       b. Halaman Persembahan
 
       Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan :
* Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
* Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
* Tulisan melampaui garis tepi.
* Menulis nama tidak lengkap.
* Menggunakan huruf yang tidak standar.
* Tidak mencantumkan gelar akademis.
d. Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut :
  •     Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  •     Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
  •     Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
  •     Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
  •     Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
  •     Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
  •     Harapan penulis atas karangan tersebut.
  •     Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan :
* Menguraikan isi karangan.
* Mengungkapkan perasaan berlebihan.
*  Menyalahi kaidah bahasa.
*  Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
* Kurang meyakinkan.
*  Kata pengantar terlalu panjang.
*  Menulis kata pengantar semacam sambutan.
*  Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
g. Daftar Tabel 
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.


B.   Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a. Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut :
      1. Latar belakang masalah, menyajikan :
~         Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau si tegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab - akibat, atau induktif deduktif.
~        Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
~         Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa.....
~      Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
      2. Tujuan penulisan berisi :
~        Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.
~       Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
~      Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
       3. Ruang lingkup masalah berisi:
~   Pembatasan masalah yang akan dibahas.
~   Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.[3]

       4. Landasan teori menyajikan:
~     Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
     ~     Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.
5. Sumber data penulisan berisi:
~       Sumber data sekunder dan data primer.
~   Kriteria penentuan jumlah data.
~   Kriteria penentuan mutu data.
~   Kriteria penentuan sample.
~   Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6. Metode dan teknik penulisan berisi:
~ Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
~ Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7. Sistematika penulisan berisi:
~   Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
~   Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
b.      Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:­­
1)      Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2)      Kejelasan uraian/ deskripsi:
~         Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
~         Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial). 
~         Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :
  •      Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
  •      Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
c. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
  •   Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
  •   Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.


C.   Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah ..
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
* Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
* Tahun terbit.
* Judul buku: penulisannya bercetak miring.
* Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
* Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan :
·      Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
·      Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
·      Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
·      Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
·      Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.
b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d. Riwayat Hidup Penulis
        Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.


DAFTAR PUSTAKA
  •     Keraf, Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.
  •      HS, Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
  •   Maryani, Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2005.

[1]   Widjono HS, BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (Jakarta: PT. Grasindo, 2007),  hal. 268.
[2]   Prof. DR. Gorys Keraf, KOMPOSISI (Jakarta: Nusa Indah, 1994), hal. 229.
[3]   Dra. Yani Maryani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 17.



cukup sekian dan terimakasih .. semoga bermanfaat :-)



                        


referensi :
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Konvensi+Naskah.doc




Rabu, 14 Maret 2012

Apakah Topik itu ??

Pada postingan kali ini, tentu yang akan dibicarakan ialah mengenai TOPIK ..

1. TOPIK

Apa itu Topik ?

Terkadang kita sulit mengartikan dengan tepat, apa yang dimaksudkan dari kata "topik" tersebut .. namun tak perlu sulit mengartikan, tentunya topik itu ialah pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan lain sebagainya. Juga dapat dikatakan sebagai bahan diskusi, seperti : masalah yg akan menjadi -- sidang DPA ke-4 tahun itu ialah “Pemerataan dl Pembangunan Regional dan Pedesaan” . Selain itu topik memiliki definisi lain, yakni hal yang menarik perhatian umum pada waktu akhir - akhir ini, ataupun dapat diartikan sebagai bahan pembicaraan. Sebagai contoh : 
  • ber-to-pik (menandakan "ada topiknya" juga "dengan topik")
  • me-no-pik-kan (yang berarti menyodorkan (mengambil) sebagai topik, contoh :  panitia ~ “Peranan Pemuda dl Pembangunan” dl seminar itu
  • pe-no-pik-an (menandakan proses, perbuatan, serta cara menopikkan)
TOPIK yang dimaksudkan terdapat didalam kalimat, nah .. dalam kalimat TOPIK, tentunya mengungkapkan gagasan utama atau gagasan pokok dalam paragraf yang bersangkutan. Untuk bagian ini merupakan bagian yang penting, karena selain berfungsi sebagai sarana mengarahkan sekaligus mengontrol pengembangan paragraf, juga menuntun pembaca untuk menelusuri paragraf. Karena kalimat topik merupakan kalimat yang terpenting, hendaknya merupakan kalimat yang efektif dan menarik, susunannya runtut dan logis, rumusannya tidak terlalu umum, dan juga tidak terlalu spesifik ..

okok ?? ...


2. SYARAT SEBUAH TOPIK

Next, berlanjut pada SYARAT SEBUAH TOPIK nih .. mempunyai syarat juga lhooo ! Dan yang menjadi syarat topik yang baik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu topik yang baik bagi penulis dan topik yang baik bagi pembaca. Hmmmm .. ya bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu sesuai dengan :
  • Bidang keahlian. 
  • Bidang studi yang didalami. 
  • Pengalaman penulis : pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah. 
  • Bidang kerja atau profesi. 
  • Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif). 
  • Temuan yang pernah diteliti. 
  • Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional. 
  • Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya. 
  • Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan 
  • Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya.
Dan untuk pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan :
  • Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan. 
  • Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi. 
  • Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya. 
  • Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya. 
  • Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan serta daya nalarnya. 
  • Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan lain-lain.
Bukan itu saja ya, jika ditinjau secara umumnya syarat topik yang baik meliputi :

1). Menarik untuk ditulis dan dibaca

Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.

2). Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah

Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.

Setelah mengetahui syarat dari sebuah topik diatas, selanjutnya mari disimak pada point 3 .. siiiiiiiiiippp !


3. PEMBUATAN TOPIK

Ok .. ketika memasuki tahap pembuatan topik, sebuah topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup : konsep, variabel, data, lokasi (lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.
Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh karena itu, pembuatan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan yang dapat diterima oleh pembacanya tentunya ..
Di dalam pembuatan topik ini, terdapat judul serta syarat dari sebuah judul tersebut .. yang mana masing - masingnya akan dijabarkan berikut ini :

  • JUDUL
Yang dimaksudkan dengan judul, merupakan hal yang pertama di baca oleh para pembaca .. maka untuk itu kita harus tetap memperhatikan judul dalam setiap penulisan karya ilmiah.

Baiklah .. jadi, judul ialah unsur penting dalam karya ilmiah, yaitu yang pertama kali dibaca dan yang menentukan apakah pembaca akan membaca karangan tersebut. Oleh karena itu, judul harus dapat memancing perhatian dan memberi informasi yang cukup banyak. Tidak jarang judul yang final baru ditentukan pada waktu penyelesaian karangan.

Untuk ciri ciri dari judul, dapat dilihat sebagai berikut :

1. Membayangkan isi karangan
2. Tidak terlalu panjang dan hemat kata
Judul yang terlalu panjang tidak akan dibaca dan judul yang terlalu pendek membingungkan pembaca. Karena itu, judul sebaiknya dibuat tidak lebih dari lima belas kata. Bila tidak dapat dibuat judul yang singkat, dapat ditambahkan sub-judul, yang dicetak dengan huruf yang lebih kecil.
Contoh:
HUBUNGAN KEPARAHAN MALOKLUSI DENGAN TINGKAT
KEBERSIHAN MULUT DAN KESEHATAN GUSI
Studi Epidemiologis pada Anak Sekolah Usia 12-14 Tahun Di DKI Jakarta

3. Spesifik dan jelas
Contoh judul yang kurang spesifik ialah:
PENGARUH ANTIBIOTIKA PADA BAKTERI

Dapat disimpulkan, bahwa judul hendaknya singkat tetapi akurat, dan juga bersifat umum agar dapat menarik perhatian pembaca. Selain itu, jangan pula judul terlalu umum sampai - sampai kehilangan makna ..

  • SYARAT SEBUAH JUDUL

Perlukah ??

Jawabannya tidak lain adalah IYA, atau pun TENTU .. sebab dalam judul itu, terdapat kriteria yang digunakan agar memenuhi syarat dari adanya sebuah judul. Judul yang baik tersebut, hendaknya bersifat :

Relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut, selain itu haruslah menimbulkan rasa ingin tahu orang lain untuk membaca tulisan itu (bersifat provokatif), serta tidak mempergunakan kalimat yang terlalu panjang atau jika judul terlalu panjang maka dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (subjudul) ..








referensi :

Tanpa Judul

Kesalahan terbesarQuw, tak pernah menganggapmu ada ..


Ingin rasanya kembali seperti dahulu, mengulang kebersamaan, dahulu kala .. kala pertama Qmu mengenalQuw juga sebaliknya. Tapi apa mungkin ?? saat ini Qmu tak lagy seperti dulu, tak bisa lagy aQ mendengar suaramu .. bagaimana keadaanmu, apa yang Qmu rasakan saat ini, apapun itu darimu .. semua tak ada lagy


Dan semua berbalik .. Rasa yang pernah Qmu rasakan untukQuw, kini menjadi rasaQuw untukmu ..

Tuhan aQ ingin mencurahkan isi hatiQuw kepadamu ..
Dia tak Quw anggap, tak Quw pandang ..
Dia Quw hindari, Quw jauhi ..
Sama sekali Quw tak cinta ..

Tapi sesuatu tlah terjadi .. menjadi terbalik
Kini Quw rasa, yang dia rasa padaQuw ..

Jika cinta, biarkanlah aQ jadi cinta ..
Jika sayang, biarkanlah aQ jadi sayang ..
HatiQuw kini miliknya,

TUHAN tolong .. jangan JODOHkan dia dengan yang lain ..



Hanya rasa penyesalan berkecamuk ..
Selalu lindungi dan jaga dia ya Rabb, sungguh menyanyanginya ..


song : Terbalik
by Delon