Sabtu, 10 Desember 2011

Pernikahan Keraton (Lihat dari sisi kebudayaan)

pesta pernikahan antara GKR Bendara dengan KPH Yudanegara





Kraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Kraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika banyak nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Kraton Yogyakarta yang sangat menarik wisatawan dalam maupun luar negeri, sekaligus menjadi pusat studi dunia.

Seperti pula pada pernikahan Keraton antara Gusti Kanjeng Ratu Bendara atau Gray Nurastuti Wijareni Bendara (GKR) dengan Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara atau Achmad Ubaidillah (KPH) Yudanegara di Kraton Yogyakarta, Selasa (18/10/2011) menggunakan busana yang kental dengan adat.

Dalam prosesi akad nikah tersebut, KPH nampak terlihat gagah dengan beskap warna putih yang dipadu dengan kain corak klasik. Untuk Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang bertindak sebagai wali dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, mengenakan surjan warna hijau. Akad nikah berlangsung hikmat, meskipun tak dihadiri GKR Bendara.

Di lihat dari sisi kebudayaannya ??

Tentulah terdapat banyak prosesi yang dilakukan dalam kebudayaan adat .. jika disebutkan, tentu banyak pastinya, jadi salah satunya saja yaa, hheee .. yaa salah satu dari sekian banyak itu : untuk prosesi pernikahan yang dilangsungkan ini, ada yang dinamakan Prosesi Panggih. Yang dimaksudkan dari prosesi panggih ini ialah diiringi dengan tiga lantunan gending Jawa.

Seperti : 
  • Gending Bindri --> mengiringi kedatangan pengantin pria.
  • Gending Ladrang Pengantin --> mengiringi upacara panggih mulai dari balangan (saling melempar sirih), wijik dadi (pecah telor) hingga prosesi mencuci kaki suami.
  • Gending Boyong/ Gending Puspowarno --> mengiringi kacar-kucur, lambang penyerahan nafkah dahar walimah.
Dalam susana prosesi pernikahan, sangatlah jelas kedua mempelai terlihat anggun dan mempesona dengan mengenakan busana dodotan khas Yogyakarta.

Hmmm ..

Terlihat sisi kebudayaan yang ditonjolkan yang mana di zaman ini sudah meluntur seiring berkembangnya zaman. Contoh kecil dari kebudayaan yang seperti inilah yang patut dilestarikan, dimana mungkin sebagian banyak yang menganggap tak terlalu penting menggunakan adat, namun dengan kita menjaga budaya ini tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri serta bersama yang tak akan pernah habis, juga menjadikan nilai tambah dan mencerminkan INDONESIA yang sesungguhnya bagi negara negara luar sana ..
inilah INDONESIA-ku .. dengan keanekaragaman budayanya ..
berbangga dengan kebudayaan,

CINTA INDONESIA .. HIDUP INDONESIA .. !!

:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar