"Seandainya Aku Boleh Memilih" ...
Merupakan sebuah judul novel yang berceritakan tentang pertemuan antara Bandi, Haris dan Riri. Pastinya sudah tertebak, apa yang biasa terjadi dari pertemuan tersebut ??
Mungkinkah ada perasaan yang tumbuh diantara mereka ??
Ya, betul sekali .. !!
Jawabannya ialah menghasilkan cinta segitiga dimana Riri telah menikah
dengan Bandi yang keadaannya sangat lemah, tetapi Riri juga ternyata berhubungan
dengan Haris, diposisi ini Haris adalah kakak dari Bandi. Dari hasil hubungan Riri
dengan Haris, Riri mempunyai anak yang harus ditinggalkan sejak dia
masih bayi. Semua berawal dari hal tersebut, di mulainya
konflik antara Riri, Haris, Bandi serta Ibunya (Ibu dari Haris dan Bandi) yaitu tentang kebenaran
siapa Ibu Doni. Dan akhirnya Bandi pun mengetahui kalau Riri telah
berkhianat darinya dengan kakaknya sendiri. Masalah pun belum selesai dimana
Tanti tidak mau menyerahkan Doni kepada ibunya dan dia nekat bunuh diri.
Terlihat disini bahwa kemampuan pengarang memaparkan plot/
alut dengan sangat baik merupakan salah satu kekuatan dari novel ini. Diantaranya, seperti alur
yang dibawakan dalam novel ini adalah alur maju, jadi para pembaca tidak
bingung untuk membayangkan cerita dalam novel ini ..
Serta ada pula dari penokohan yang di gambarkan oleh si pengarang, berupa antara protagonis dan
antagonis, tentulah .. sangat jelas sehingga pembaca tidak perlu berpikir mengenai
siapa yang jahat dan yang baik. Disini, yang berperan sebagai tokoh Riri merupakan tokoh sentral yang
mempunyai watak baik, berpikir kritis, cerdas, rela berkorban.
Kesempurnaan dari watak Riri terlihat dalam novel ini, tetapi dalam
kesempurnaan tersebut pengarang tetap menyisipkan sifat seorang manusia
biasa kepada sang tokoh antagonis yang dibawakan oleh ibu Bandi. Ibu Bandi
yang berwatak tidak mau mengalah / jahat dimana ibu Bandi tega
memisahkan cucunya dari ibu kandungnya sendiri.
Tak lepas dari semua yang terkandung didalamnya, sudut pandang merupakan yang memberikan kesan tersendiri .. Sudut pandang maha tahu yang digunakan
dalam novel ini juga mendukung keseluruhan cerita. Sang pengarang yang
bertindak sebagai seseorang yang mengamati Riri membuat kejadian dalam
novel ini ikut tertuang dalam penggunaan sudut pandang ini. Hal inilah
yang mendukung alur dan latar. Watak Riri juga menjadi sangat jelas
bahkan sifat manusia yang dimilikinya tanpa diketahui tokoh lain dalam
novel ini akan dapat diketahui oleh pembaca akibat sudut pandang yang
digunakan sang pengarang.
Ada pula pembawaan dua konflik yang sangat jelas
berbeda menjadi salah satu kelemahan buku ini. Konflik pertama dibawakan
dalam kebohongan yang sudah lama oleh pengarang, kemudian dilanjutkan
dengan konflik kedua yang berlawanan dengan konflik yang pertama. Yakni
konflik kedua ini tidak ada kebohongan dan pembalasan dari kebohongan
itu. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurangi keunggulan novel ini
dalam segi konflik yang dimunculkan. Kedua konflik tersebut tetap
menarik untuk diikuti dan diketahui lanjutannya.
Jika Anda membaca novel ini, mungkin
Anda tidak bisa berhenti di tengahnya. Novel ini mampu membuat
pembacanya terus tertarik hingga akhir cerita. Latar dan alur cerita
begitu jelas mampu membuat Anda merasa ikut dalam ceritanya. Konflik
yang menarik dan cerita ini penuh dengan amanat, juga dapat membuat
pembaca lebih tertarik. Karena itu cobalah membaca novel ini dan
nikmatilah cerita yang dibawakannya.
Ok ? Ok ? Ok ?
Selain itu, novel ini juga sarat dengan amanat .. bahkan
dapat disebut sebagai sastra petuah. Mau tau apa saja amanat yang terkandung ?? let's .. !!
Adapun amanat yang terdapat di
dalam novel tersebut diantaranya :
- Harus berbakti kepada kedua orang tua
- Harus bisa mengendalikan diri, seperti mengendalikan diri dari hawa nafsu
- Mengalah kepada orang yang lemah
- Berbakti kepada suami jika sudah menikah
Novel ini ditulis oleh Mira W
Awal karir Mira W sebagai penulis
dimulai pada tahun 1975. Selain menulis Mira W juga sebagai dokter dan
staf pengajar di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Buku-buku karya
Mira W diantaranya Sepolos Cinta Dini (Gramedia 1978), Cinta Tak Pernah
Berhutang (1978) dan Permainan Bulan Desember (1979, Gramedia 1999).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar