Sabtu, 10 Desember 2011

Novel - Seandainya Aku Boleh Memilih

"Seandainya Aku Boleh Memilih" ...


Merupakan sebuah judul novel yang berceritakan tentang pertemuan antara Bandi, Haris dan Riri. Pastinya sudah tertebak, apa yang biasa terjadi dari pertemuan tersebut ??
Mungkinkah ada perasaan yang tumbuh diantara mereka ??
Ya, betul sekali .. !!

Jawabannya ialah menghasilkan cinta segitiga dimana Riri telah menikah dengan Bandi yang keadaannya sangat lemah, tetapi Riri juga ternyata berhubungan dengan Haris, diposisi ini Haris adalah kakak dari Bandi. Dari hasil hubungan Riri dengan Haris, Riri mempunyai anak yang harus ditinggalkan sejak dia masih bayi. Semua berawal dari hal tersebut, di mulainya konflik antara Riri, Haris, Bandi serta Ibunya (Ibu dari Haris dan Bandi) yaitu tentang kebenaran siapa Ibu Doni. Dan akhirnya Bandi pun mengetahui kalau Riri telah berkhianat darinya dengan kakaknya sendiri. Masalah pun belum selesai dimana Tanti tidak mau menyerahkan Doni kepada ibunya dan dia nekat bunuh diri.

Terlihat disini bahwa kemampuan pengarang memaparkan plot/ alut dengan sangat baik merupakan salah satu kekuatan dari novel ini. Diantaranya, seperti alur yang dibawakan dalam novel ini adalah alur maju, jadi para pembaca tidak bingung untuk membayangkan cerita dalam novel ini ..

Serta ada pula dari penokohan yang di gambarkan oleh si pengarang, berupa antara protagonis dan antagonis, tentulah .. sangat jelas sehingga pembaca tidak perlu berpikir mengenai siapa yang jahat dan yang baik. Disini, yang berperan sebagai tokoh Riri merupakan tokoh sentral yang mempunyai watak baik, berpikir kritis, cerdas, rela berkorban. Kesempurnaan dari watak Riri terlihat dalam novel ini, tetapi dalam kesempurnaan tersebut pengarang tetap menyisipkan sifat seorang manusia biasa kepada sang tokoh antagonis yang dibawakan oleh ibu Bandi. Ibu Bandi yang berwatak tidak mau mengalah / jahat dimana ibu Bandi tega memisahkan cucunya dari ibu kandungnya sendiri.

Tak lepas dari semua yang terkandung didalamnya, sudut pandang merupakan yang memberikan kesan tersendiri .. Sudut pandang maha tahu yang digunakan dalam novel ini juga mendukung keseluruhan cerita. Sang pengarang yang bertindak sebagai seseorang yang mengamati Riri membuat kejadian dalam novel ini ikut tertuang dalam penggunaan sudut pandang ini. Hal inilah yang mendukung alur dan latar. Watak Riri juga menjadi sangat jelas bahkan sifat manusia yang dimilikinya tanpa diketahui tokoh lain dalam novel ini akan dapat diketahui oleh pembaca akibat sudut pandang yang digunakan sang pengarang.
Ada pula pembawaan dua konflik yang sangat jelas berbeda menjadi salah satu kelemahan buku ini. Konflik pertama dibawakan dalam kebohongan yang sudah lama oleh pengarang, kemudian dilanjutkan dengan konflik kedua yang berlawanan dengan konflik yang pertama. Yakni konflik kedua ini tidak ada kebohongan dan pembalasan dari kebohongan itu. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurangi keunggulan novel ini dalam segi konflik yang dimunculkan. Kedua konflik tersebut tetap menarik untuk diikuti dan diketahui lanjutannya.

Jika Anda membaca novel ini, mungkin Anda tidak bisa berhenti di tengahnya. Novel ini mampu membuat pembacanya terus tertarik hingga akhir cerita. Latar dan alur cerita begitu jelas mampu membuat Anda merasa ikut dalam ceritanya. Konflik yang menarik dan cerita ini penuh dengan amanat, juga dapat membuat pembaca lebih tertarik. Karena itu cobalah membaca novel ini dan nikmatilah cerita yang dibawakannya.




Ok ? Ok ? Ok ?

Selain itu, novel ini juga sarat dengan amanat .. bahkan dapat disebut sebagai sastra petuah. Mau tau apa saja amanat yang terkandung ?? let's .. !!
Adapun amanat yang terdapat di dalam novel tersebut diantaranya :
  • Harus berbakti kepada kedua orang tua
  • Harus bisa mengendalikan diri, seperti mengendalikan diri dari hawa nafsu
  • Mengalah kepada orang yang lemah
  • Berbakti kepada suami jika sudah menikah
Lebih daripada itu, terdapat pula amanat-amanat lain yang terselip pada berbagai bagian cerita dapat dibaca pada novel ini. Amanat-amanat tersebut terungkap jelas ketika Haris mengikuti semua yang diperintahkan ibunya dan ketika Haris dan Riri harus berkorban demi anaknya.
  

Novel ini ditulis oleh Mira W

Awal karir Mira W sebagai penulis dimulai pada tahun 1975. Selain menulis Mira W juga sebagai dokter dan staf pengajar di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Buku-buku karya Mira W diantaranya Sepolos Cinta Dini (Gramedia 1978), Cinta Tak Pernah Berhutang (1978) dan Permainan Bulan Desember (1979, Gramedia 1999).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar