Lagi dan lagi ...
Terjadi sengketa lahan antara perusahaan dengan warga sering meminta korban !!
Terjadi sengketa lahan antara perusahaan dengan warga sering meminta korban !!
akibatnya ??
Rakyatlah selalu menjadi pihak yang kalah. Selain kerap menjadi korban
kekerasan, derita keluarga dan hidup dalam tenda pengungsian selalu
menjadi pilihan.
Tragedi Mesuji adalah tragedi buruk kaum tani tak bertanah, yang mana jumlahnya mayoritas di negeri ini. Dan untuk sejauh ini, ketersediaan lahan adalah persoalan terbesar yang dihadapi. Setiap tahun terjadi konvetsi ratusan ribu lahan pertanian menjadi areal pemukiman dan industri. Semakin lama, lahan para petani makin menyempit, bahkan banyak yang tidak punya lahan. Para petani terpaksa menolak RUU Pengadaan Tanah untuk Pembangunan karena memungkinkan semakin tingginya ketimpangan lahan dan dilanggarnya hak-hak dasar petani. naaaah ... kondisi pemiskinan petani itu ironis dengan citra Indonesia sebagai negara agraris. Karena itu, pemerintah harus mengembalikan negeri ini ke jalur yang benar, yakni memprioritaskan pembangunan pertanian.
Untuk kasus seperti ini, jelas merupakan pelanggaran HAM yang berat ..
Seperti jua pernyataan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, bahwa pembantaian warga petani di Mesuji, Lampung dan Sumatera Selatan merupakan pelanggaran HAM berat dan bentuk arogansi kekuasaan aparatur negara. Ia mendesak pemerintah menindak tegas secara hukum pelaku kekerasan itu.
Dimana, beliau berpendapat pula, dengan kasus kekerasan seperti ini menunjukkan masih terdapat masalah besar yang belum bisa di atasi oleh pemerintah. Menurutnya, kasus kekerasan seperti ini harus dikaitkan dengan strategi dan kebijakan pembangunan yang lebih besar.
Bila pemerintah berpihak pada perusahaan asing namun tidak membela rakyatnya maka akan terjadi ketidakadilan.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menuturkan, kasus Mesuji berusaha untuk digeneralisasi sebagai gambaran ketidakserasian perkebunan kelapa sawit dengan masyarakat lokal.
"Sambil menunggu laporan akhir dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Mesuji, dapat kami sampaikan bahwa kasus Mesuji merupakan kasus yang tidak menggambarkan keseluruhan kepala sawit Indonesia," tegasnya kala ditemui dalam acara Konferensi Pers Refleksi Industri Kelapa Sawit 2011 dan Prospek di 2012, di Kantor Gapki, Sudirman Park, Jakarta, Rabu (4/1/2012).
Menurutnya, perkebunan kelapa sawit telah banyak memberikan sumbangan penting dan strategis bagi perkembangan ekonomi nasional, dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perkebunan. "Kasus tersebut merupakan kasus yang terjadi pada semua industri di Indonesia," pungkasnya.
Seperti diketahui, belakangan marak diberitakan adanya kasus pembantaian petani oleh sejumlah oknum Kepolisian. Hal tersebut, terungkap soal video yang menggambarkan pembantaian di Kabupaten Mesuji, Lampung. Dalam kasus tersebut, dikaitkan dengan adanya perlindungan lahan kelapa sawit.
Tragedi Mesuji adalah tragedi buruk kaum tani tak bertanah, yang mana jumlahnya mayoritas di negeri ini. Dan untuk sejauh ini, ketersediaan lahan adalah persoalan terbesar yang dihadapi. Setiap tahun terjadi konvetsi ratusan ribu lahan pertanian menjadi areal pemukiman dan industri. Semakin lama, lahan para petani makin menyempit, bahkan banyak yang tidak punya lahan. Para petani terpaksa menolak RUU Pengadaan Tanah untuk Pembangunan karena memungkinkan semakin tingginya ketimpangan lahan dan dilanggarnya hak-hak dasar petani. naaaah ... kondisi pemiskinan petani itu ironis dengan citra Indonesia sebagai negara agraris. Karena itu, pemerintah harus mengembalikan negeri ini ke jalur yang benar, yakni memprioritaskan pembangunan pertanian.
Untuk kasus seperti ini, jelas merupakan pelanggaran HAM yang berat ..
astaghfirullah !!!
Seperti jua pernyataan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, bahwa pembantaian warga petani di Mesuji, Lampung dan Sumatera Selatan merupakan pelanggaran HAM berat dan bentuk arogansi kekuasaan aparatur negara. Ia mendesak pemerintah menindak tegas secara hukum pelaku kekerasan itu.
Dimana, beliau berpendapat pula, dengan kasus kekerasan seperti ini menunjukkan masih terdapat masalah besar yang belum bisa di atasi oleh pemerintah. Menurutnya, kasus kekerasan seperti ini harus dikaitkan dengan strategi dan kebijakan pembangunan yang lebih besar.
Bila pemerintah berpihak pada perusahaan asing namun tidak membela rakyatnya maka akan terjadi ketidakadilan.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menuturkan, kasus Mesuji berusaha untuk digeneralisasi sebagai gambaran ketidakserasian perkebunan kelapa sawit dengan masyarakat lokal.
"Sambil menunggu laporan akhir dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Mesuji, dapat kami sampaikan bahwa kasus Mesuji merupakan kasus yang tidak menggambarkan keseluruhan kepala sawit Indonesia," tegasnya kala ditemui dalam acara Konferensi Pers Refleksi Industri Kelapa Sawit 2011 dan Prospek di 2012, di Kantor Gapki, Sudirman Park, Jakarta, Rabu (4/1/2012).
Menurutnya, perkebunan kelapa sawit telah banyak memberikan sumbangan penting dan strategis bagi perkembangan ekonomi nasional, dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perkebunan. "Kasus tersebut merupakan kasus yang terjadi pada semua industri di Indonesia," pungkasnya.
Seperti diketahui, belakangan marak diberitakan adanya kasus pembantaian petani oleh sejumlah oknum Kepolisian. Hal tersebut, terungkap soal video yang menggambarkan pembantaian di Kabupaten Mesuji, Lampung. Dalam kasus tersebut, dikaitkan dengan adanya perlindungan lahan kelapa sawit.
"Mengapa pengusaha
begitu mudah mendapat tanah ribuan hektare .. ?? sementara rakyat begitu
sulit untuk memiliki tanah beberapa hektare saja .."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar